Kaca Mata Duitan Untuk Tuna Netra

Selama ini para penderita tuna netra sangat kesulitan ketika harus mengenali nilai mata uang tertentu. Hal inilah yang mendorong Quinita Maria Jose Noronha dan Sepvina Mutikasari, siswa SMAN 3 Yogyakarta membuat alat untuk menolong penyandang tuna netra. Dari tangan mereka, tercipta sebuah kaca mata khusus yang dapat mendeteksi nominal uang bagi penyandang tuna netra. Alat itu diberi nama Kaca Mata Duitan.
 
Cara kerjanya dengan membedakan komposisi warna pada setiap nominal uang. Setelah data didapatkan kemudian diolah dengan (perangkat komputer) Arduino Nano dan outputnya berupa audio.

Vina, pelajar kelahiran Sleman, 30 September 1999 itu menambahkan, alat ini bekerja dengan mendeteksi intensitas cahaya dari warna yang ada dalam setiap mata uang. Pada kaca mata dipasang sensor warna yang dapat mendeteksi warna dari pantulan cahaya dari selembar uang. 

Jika uang didekatkan pada sensor, akan terdengar suara “PIP”.  Kode suara inilah yang akan membantu tuna netra mengenal nilai mata uang. 

“Untuk Rp 1.000 ditandai satu kali PIP pendek, Rp 2.000 dua kali PIP pendek, Rp 5.000 tiga kali PIP pendek, Rp 10.000 satu kali PIP panjang, Rp 20.000 satu kali PIP panjang dan satu kali PIP pendek, Rp 50.000 dua kali PIP panjang dan satu kali PIP pendek, dan Rp 100.000 ditandai tiga kali PIP panjang dan satu kali PIP pendek,” terang Quin, siswa kelahiran Sleman 20 September 1999 itu. 

Tentang awal ketertarikan ke bidang penelitian, keduanya memiliki jawaban sendiri-sendiri. Menurut Quin, awal terjun ke penelitian ketika masih duduk di SMP 4 Pakem Sleman. Saat itu dirinya diwajibkan masuk ke Karya Ilmiah Remaja. Setelah SMA, ia mulai tertarik ke penelitian. 

Sementara Vina mengaku terjun ke bidang penelitian di SMA karena iseng saja. Namun, tak disangka justru di sanalah, ia berhasil mengukir prestasi.




0 komentar:

Posting Komentar